2014

5 KRITERIA WANITA YANG DIREKOMENDASIKAN NABI UNTUK DINIKAHI

5 KRITERIA WANITA YANG DIREKOMENDASIKAN NABI UNTUK DINIKAHI


Anda hendak menikah? Jangan sembarangan memilih calon istri. Sebab, istri adalah pasangan hidup guna membangun keluarga sakinah mawaddah wa rahmah sekaligus menentukan generasi penerus kita di masa yang akan datang.

Berikut ini 5 kriteria wanita yang direkomendasikan Rasulullah untuk dinikahi. Jika 5 kriteriia ini ada pada diri calon istri Anda, bersyukurlah. Jika tidak semuanya bisa terpenuhi, Anda dapat mengurut-prioritaskan dari yang paling atas.

Baca selengkapnya »

Nasihat Empat Mata adalah Nasihat

Nasihat Empat Mata adalah Nasihat


kita sering kali berniat baik dengan memberi nasihat pada orang lain, namun alangkah baiknya jika kita menggunakan etika saat memberi nasihat,

"Nasihat Empat Mata adalah Nasihat. Sedangkan nasihat di depan khalayak adalah mempermalukan." ( Imam Syafi'i )

Belajar Ilmu Parenting dari Para Nabi dan Orang Sholeh


Belajar Ilmu Parenting dari Para Nabi dan Orang Sholeh

(Rangkuman Seminar Parenting “Menjadi Orang Tua Hebat” dari narasumber Ust. Bendri , Sabtu 6 September 2014 di Sekolah Alam Indonesia cabang Meruyung) Oleh : Pida Siswanti

Profil Orang Tua Hebat

Tugas utama orang tua adalah melakukan Kaderisasi Iman kepada anak-anaknya. Sehingga orang tua dan anak tidak hanya terhubung di dunia, tapi juga terhubung di akhirat. Seperti dijelaskan dalam Surat Ath-Thuur (52) ayat 21:

Baca selengkapnya »

tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya


pertolongan Allah

“Ada tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya: Orang yang berperang di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri”. [HR. At-Tirmidziy (1655), An-Nasa’iy (3120 & 1655), Ibnu Majah (2518). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3089)]

Musuhnya Orang Sukses


Musuhnya Orang Sukses

Musuhnya Orang Sukses

By Jamil Azzaini.

Anda ingin berhasil? Ingin menikmati hidup? Anda ingin selalu bertumbuh? Bila jawabannya YA, maka Anda perlu mengenali siapa musuh Anda. Musuh terbesar ternyata bukan diluar diri Anda, musuh itu Ada didalam diri Anda, dia bisa ikut kemanapun Anda pergi. Maka kenalilah agar Anda bisa memenjarakan musuh sejati Anda.

Baca selengkapnya »

7 Tips Hidup Sehat Ala Rasulullaah


Tips Hidup Sehat Ala Rasulullaah

Rasulullah Saw hampir-hampir tidak pernah sakit, beliau memiliki pola hidup sehat yang dapat kita teladani. Berikut ini 7 Tips Hidup Sehat Ala Rasulullaah Saw, poin manakah yang sudah kita praktekkan?

Baca selengkapnya »

Money is Yours But Resources Belong To The Society


restoran jerman

Jerman adlh sbuah negara industri terkemuka. Di negara spt ini, byk yg mngira warganya hidup foya2. Ktika sy tiba di Hamburg, sy brsama rekan2 msk ke restoran. Kami lihat byk meja kosong. Ada satu meja dimana spasang anak muda sdg makan. Hanya ada 2 piring mkanan & 2 kaleng bir di meja mereka. 

Baca selengkapnya »

Transformasi Elang

Transformasi Elang
Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia, lho! Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan. Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan, suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Baca selengkapnya »

Kejadian Aneh Datang setelah Tinggalkan Dunia Riba

meninggalkan riba


SESEORANG di Negara Uni Emirat Arab telah bercerita kepada Abu Abdirrahman secara pribadi. Dia berkata,

“Aku dahulu bekerja di bank ribawi, dan aku sudah sering mendengar bahwa bunga bank itu haram, dan
bekerja di bank seperti ini adalah tidak boleh. Maka karena itu aku memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan tersebut. Dengan bertawakal kepada Allah akhirnya aku keluar. Padahal waktu itu aku belum memiliki pekerjaan pengganti. Akhirnya aku pun menganggur. 

Baca selengkapnya »

Surga yang diinginkan Sama



Renungan sore
Surga yang diinginkan sama, Namun Mujahid Palestina meraihnya dg Jihad, smentara sbagian kita sholat saja ditunda2..Sebagian muslimah kenakan jilbab saja berat..  

Baca selengkapnya »

Arloji yang Hilang

Arloji yang Hilang


Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu.

Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.
Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.

Baca selengkapnya »

Kentang dalam Plastik

Guru taman kanak-kanak


Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan "permainan".

Ibu Guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Baca selengkapnya »

Tradisi Mengotori Udara


Tradisi Mengotori Udara


TRADISI MENGOTORI UDARA YANG DI LAKUKAN TERUS DARI GENERASI KE GENERASI TANPA ADA YANG BERUSAHA MEMUTUS MATA RANTAINYA
(Silahkan di share jika artikel ini di rasa bermanfaat bagi kita semua)

Suatu ketika kami sedang berjalan-jalan pagi, dengan maksud olah raga sekaligus mencari udara segar.

Rute yang kami pilih mulai dari menyusuri komplek perumahan hingga ke perkampungan di sekitarnya. 

Baca selengkapnya »

Pesan Untuk Pencari Rezeki


Pesan Untuk Pencari Rezeki


Perhatikan bagi yang mencari rezeki | Nabi saw bersabda, "seseorang itu terhalang dari rezeki karena dosa yang dilakukannya" (HR Ahmad)

makna "terhalang" ini bisa berarti terhalang dari rezeki secara harfiah | bisa jadi juga bermakna terhalang dari nikmatnya rezeki yang ada

misalnya, Allah menunda harta yang seharusnya miliknya, ini maksud "terhalang" | atau Allah menjadikan hartanya tidak nikmat, ini juga

sering pelaku maksiat merasa bisa mempercepat atau memperbanyak rezeki dengan dosa | padahal justru sejatinya dia sedang menghalangi rezeki

mau segera nikah, malah pacaran, padahal itu maksiat | malah jauh dari rezeki berkeluarga, kalaupun menikah, nikmatnya dicabut Allah

mau dapat harta banyak, lalu menyuap dan korupsi, malah maksiat | jadilah ia jauh dari rezeki, bilapun dapat, barakahnya dicabut

bila semua yang bisa kita nikmati dari Allah itulah rezeki | maka jaga diri kita dari maksiat, dan selalulah bertaubat

maka aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai, Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?"
(QS Nuh 10-13)

Mengapa Bangsa Asia Kalah Kreatif???


Mengapa Bangsa Asia Kalah Kreatif???


Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi "best seller". (www.idearesort.com/trainers/T01.p) mengemukakan beberapa hal ttg bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang:

1. Bagi kebanyakan org Asia, dlm budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.

Baca selengkapnya »

Pengaruh Istri Terhadap Pekerjaan Suami

Pengaruh Istri Terhadap Pekerjaan Suami


Dari Kholid bin Yazid, ia berkata : Hasan al- Bashri ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ berkata:
"Aku datang kepada seorang pedagang kain di Makkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan, "Tidaklah layak beli dari orang semacam itu",

lalu aku pun beli baju dari pedagang yang lain.
Dua tahun setelah itu aku (pergi untuk menunaikan ibadah) haji, dan aku bertemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah. lalu aku bertanya kepadanya "Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?" Ia menjawab : "Ya benar!" Aku bertanya lagi : "Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang?! Aku tidak lagi
melihatmu memuji-muji dagangan mu dan (mengumbar) sumpah!"

Lantas ia pun bercerita : "Dahulu aku mempunyai istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rejeki, maka ia meremehkannya, dan jika aku datang kepadanya dengan rejeki yang banyak maka ia (akan) menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Yang jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata :

'Wahai suamiku, bertakwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku melainkan dengan yang thoyyib (halal), dan jika engkau datang kepadaku dengan sedikit rejeki, aku akan menganggapnya banyak. Dan jika engkau tidak dapat apa-apa, (maka) aku akan membantumu memintal (kain).'"

* Al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (V/252) karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan bin Muhammad ad-Dainuri al-Qodhi al-Maliki *

Semoga dari kisah ini dapat diambil pelajaran bagi kita dalam mengarungi hidup berumahtangga (*)
Aamiin...

Elly Risman: “Saya Ibu Biasa, Kok”



Bisa dibilang, saya cukup look up to Ibu Elly Risman perkara pola pengasuhan. Sebelum menikah sudah mengenal beliau, lalu setelah bergabung di Mommies Daily, saya cukup sering ikut seminar di mana beliau menjadi pembicara. Hal ini sedikit banyak memengaruhi pola pengasuhan saya terhadap Langit. Mulai dari Tekhnik Komunikasi Dengan Anak, Mendidik Anak Dengan Cinta dan Logika, hingga Disiplin Dengan Kasih Sayang.

Pada sesi 2 seminar Tetralogy Supermoms, saya berkesempatan untuk ngobrol-ngobrol sedikit dengan beliau perkara perannya menjadi seorang ibu.

Kalau mengikuti seminarnya, pasti banyak ibu yang merasa banyak melakukan kesalahan dalam mengasuh anak. Kalimat yang dilontarkan Ibu Elly pun kerap kali membuat saya ingin menambahkan #jleb dalam setiap tweet yang saya kirimkan. Pengumuman, ternyata Ibu Elly sendiri kerap merasa gagal mengasuh anaknya. Wow!

“Saya ibu biasa, kok”, katanya. Yuk, simak obrolan di bawah ini!

Waktu pertama kali jadi ibu, bagaimana perasaannya, sih?

Sangat bahagia karena saya setiap hamil itu efeknya pingsan. Karena saya mengalami gangguan jantung bawaan. Jadi jantung itu (selama hamil), kan, bekerja 40 kali dari biasa, jadi jantung itu selalu lebih berat bebannya saat hamil, makanya saya pingsan melulu.

Makanya pas melahirkan, normal dan nggak pake (operasi) sesar, itu merupakan rahmat Allah yang amat luar biasa. Bayinya sehat, sayanya sehat, itu … aduh, nggak ada kata-kata untuk menjelaskannya.

Perjalanan menjadi ibu, menurut Ibu Elly seperti apa, sih?

Itu pengorbanan yang habis-habisan, ya. Tenaga, waktu, biaya, terutama pikiran, ya, perasaan, luar biasa. Tapi itu semua harus dibuat transedental ya, karena itu semua adalah anugerah Allah dan dan amanah. Dan itu akan ditanyain pertangungjawabannya jadi hanya karena ketakutan pada Allah itulah, jadi nggak bisa capek, nggak bisa marah atau berhenti, nggak bisa mengeluh. Mengeluh juga pada siapa, kalo mengeluh, kenapa juga lo punya anak?

Ouch, #jleb banget nih!

Menurut Ibu Elly, tahapan apa yang paling berat menjadi orangtua?

Sebetulnya di dalam psikologi, setiap tahapan ada tantangan perkembangan. Kalau di dalam perut, kita stres, anaknya akan sedih. Usia 5 tahun pertama juga menentukan, terus nanti kalau dia tumbuh agak besar sedikit, kita akan menghadapi anak yang lain lagi. Setiap tahapan ada tantangan yang lebih berat. Kalau kita beres sampai 8 tahun pertama, pra remajanya malah gampang.

Jadi 8 tahun pertama itu yang mesti kencang …

Sejak sebelum menikah sudah di dunia psikologi, setelah menikah dan punya anak, teori sama praktiknya gimana, Bu? Ada perbedaan?

Jauh banget!

Teori di mana tempatnya, kelakuan kita di mana. Kita tahu padahal, kalau lagi pikir-pikir … ya, ini anak baru setahun otaknya belum bersambungan. Tapi, ya, sudah sempat marah.

Saya ibu biasa, kok. Ya marah, anak pertama malah sempat saya pukul, yang berikutnya tidak. Pas sudah besar, mereka suka duduk bertiga, ngobrol “Lo pernah dipukul Mama nggak?” ketika yang lainnya bilang nggak, si sulung  bilang, “Kok aku pernah, ya”. Jadi, saya justru, banyak sekalilah, salahnya. Tapi Alhamdulillah, comes out not that bad…

Jadi saya sekarang belajar dari kesalahan-kesalahan itu, saya menuntut ilmu, saya membuat modul, saya mengajarkan teman-teman saya supaya mereka bisa menyampaikan ini lebih luas, punya siaran radio, televisi, majalah, selama 6 tahun punya kolom konsultasi di Republika. Ya itu semua saya ingin menyebarkan yang kurang-kurang dari saya dan yang saya kuasai secara teoritis harusnya apa dilakukan supaya Indonesia bisa menghasilkan generasi yang lebih baik.

Kalau perbedaan nyata ibu-ibu di era Ibu Elly dengan sekarang apa, sih?

Ibu sekarang, spoiled! Terlalu, apa anak mau, dibeliin! Anak saya harus berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Pertama sekali yang membedakan berdasarkan riset adalah, orangtua sekarang tidak merumuskan tujuan pengasuhan. Saya merumuskan tujuan pengasuhan dengan suami saya. Dan atas dasar tujuan pengasuhan tersebut kami membangun kesepakatan-kesepakatan dan ini ditandatangan hitam diatas putih.

Poinnya adalah tujuan pertama, anak kita adalah hamba Allah yang takwa. Berarti kita harus mengikut pedoman-pedoman yang ada dalam kitab suci, ya, kalau begitu sumber rejeki harus halal dan thoyib. Jadi kamu (ke suami) harus memberikan makanan, beli susu dan uang sekolah dari gaji pokokku, ya. Kamu tidak ambil gaji  hasil rapat, tunjangan ini itu, ya. Atau nggak, ya, duit kamu, karena kamu swasta. Jadi kalau nggak punya duit, kita bersitegang.

Oleh karena itu anak kita semua harus mengajukan planning, setelah dia agak besar. dia mau apa, mau apa. Jadi tidak semuanya bisa didapatkan dengan gampang.

Terus, semua makanan harus halal. Jadi waktu kami ada di Honolulu, dan kami nggak dapat kiriman daging halal dari mainland, maka suami saya pernah bersama teman-teman (muslim) lainnya, pergi ke pojokan-pojokan Honolulu dan menyembelih ayam. Karena anaknya harus makan makanan halal. Sampai sekarang, suami saya tidak memakan daging sembelihan, takut disembelihnya salah.  Jadi anak kami selama di luar negeri, kami hanya makan daging yang bisa dibeli di masjid. Kami nggak beli ayam di supermarket.  Itu salah satu contohnya.

Walaupun begitu, anak saya pernah ditanya sama wartawan, pernah nggak makan daging yang bukan untuk muslim, dia jawab pernah. Ya, namanya anak-anak, dia makan waktu temannya orang Thailand buka restoran. Hahaha … dan ini dimuat di Republika.

Jadi ibunya ngajarin begini, anaknya begitu. Ya, namanya anak-anak, kalau patuh terus malah nggak manusiawi.

Ibu Elly pernah merasa gagal nggak, menjadi seorang ibu?

Pernah!

Ketika anak saya melawan saya besar-besaran, ketika apa harapan saya nggak terwujud, saya bilang, “I think I failed being a mom,” anak saya menjawab, jangan begitu dong mama, semua orang juga punya salah. Saya gagal kali jadi ibu, anak saya bilang, “No-no-no, keberhasilan tidak diukur karena kita nakal sedikit.”

Saya sering merasa terhentak, “Aduh, kenapa, ya, saya begini?” Saya lihat-lihat lagi, saya masih ada kecenderungan memanjakan juga.

Namanya ibu, terus di luar negeri, lihat semua anak pake gelang, ya, kita pengen anak kita pake gelang. Gitu…

Kalau ke cucu, treat-nya sama nggak dengan anak?

Nggak! Karena itu hak prerogatif orangtuanya. Kalau saya, sudah bicarakan dulu dari jauh-jauh hari sama anak saya, raise your child your own way because it is in different generation.

Jadi anak saya mau ngomong apa (ke anaknya), “Mama please go away, saya lagi ngomong sama anak saya”.

Karena kita, kan, suka kasihan sama cucu, kok, sepertinya anak saya kelewat kencang. Tapi terus anak saya bilang, “You said in my way.”

Tujuan ibu apa, sih, sampai saat ini masih keliling menyebarkan ilmu parenting?

Saya diajarkan kebangsaan tinggi sekali oleh ayah saya. Saya diingatkan berkali-kali sama ayah saya, ini kalimat paling penting , “Bergeraklah di bidang pendidikan, sebab hanya pendidikan yang memanusiakan manusia”. Kalau nggak, anak jadi kaya binatang. Kelakuannya seperti binatang, kita dekat sekali sama binatang, kalau pre frontal cortex kita rusak . Itu yang saya pahami.

Sampai kapan Bu, aktif di bidang ini?

Selama saya masih bisa bergerak, berpikir, saya mau terus. Karena ini perjuangan yang tidak ada habis-habisnya. Orang besar, terus melahirkan lagi, terus besar lalu melahirkan lagi.

Never ending-lah, sampai saya dipanggil Allah .…

Nah, seorang ibu pun, bahkan seorang Elly Risman, juga manusia biasa. Saya mengambil kesimpulan bahwa, wajar sekali kalau kita sering emosi, kecewa atau marah sama anak. Yang penting, bagaimana usaha kita untuk lebih baik, bukan hanya menjadi orangtua yang baik bagi anak kita saja, tapi juga bagi diri kita sendiri.

Teknik Komunikasi dengan Anak


Teknik Komunikasi dengan Anak

Sebelum menikah, saya pernah bekerjasama dengan ibu Elly Risman sebagai Board of Consultant untuk program televisi anak-anak pada channel tv kami. Saat pertama bertemu beliau, saya yang sedang hamil kerap dibuat berkaca-kaca mendengar omongan beliau tentang anak-anak (ehm, selain hormon, emang juga cengeng :D

Setelah melahirkan dan Langit mulai beranjak besar, banyak sekali omongan-omongan ibu Elly yang saya ingat. Contoh kecil, “Sudahkah kamu memeluk anakmu hari ini?” atau, “Namakan hal yang sedang dirasakan anak, seperti senang, sedih, kesal, dan seterusnya”. Dan Alhamdulillah,saya praktikkan hingga saat ini.

Sabtu 26 Februari lalu, supermoms-id menyelenggarakan sesi 1 dari rangkaian acara Seminar pengasuhan Anak bersama ibu Elly Risman. Materinya saat itu adalah Komunikasi Pengasuhan Anak. Mungkin banyak yang mikir ya, “ah masa masalah komunikasi dibikin seminar sendiri. Masih kecil gitu loh, anak gue..” atau “masa ngomong aja mesti diatur sih?”.  Tapi begitu dijembreng sama ibu Elly masalah komunikasi dengan anak ini, langsung banyak mommies (dan para ayah) peserta seminar yang ‘tertampar’. Apa saja sih, ini kita catat poin-poinnya:

Baca selengkapnya »

Mendidik Anak Di Era Digital


Mendidik Anak Di Era Digital

Tanggal 1 September 2012 lalu, kami datang ke Seminar Tetralogy-nya Supermoms yang bertemakan Tantangan Mendidik Anak di Era Digital. Ruangan di Jakarta Design Center pagi itu sudah ramai oleh sekitar 250 orangtua hebat. Kenapa saya bilang orangtua hebat? Bayangkan, Sabtu pagi, datang ke JDC untuk mendengarkan seminar. Langkah yang sangat tepat dan patut dihargai bagi para orangtua, karena orangtua, kan, nggak ada sekolahnya :)

Pembicara, Ibu Elly Risman, membuka seminar dengan berbagai data dan fakta mengejutkan seputar dunia digital dan anak-anak. Misalnya, huruf dan symbol beraneka rupa yang jika dibaca ternyata merupakan sebuah kalimat menyatakan kepuasan pasca berhubungan seksual (dan ini dikirimkan oleh anak SMP) atau hasil survei bahwa 85% dari responden yang terdiri dari anak usia kelas 4,5,6 SD sudah kecanduan konten pornografi.

Segitu bahayakah pornografi bagi anak-anak?

Pornografi menyerang otak bagian Pre Fontral Cortex (PFC). Bagian otak yang ini adalah tempat moral dan nilai yang bertanggung jawab untuk perencanaan masa depan, pengontrolan emosi, pengontrolan diri dan konsekuensi, serta pengambilan keputusan. Bagian otak ini akan matang di usia 25 tahun.

Nah, bayangkan jika konten pronografi sudah diekspos ke anak-anak kita?

“Ah, anak saya, kan, masih kecil, balita, mana ngerti?”

“Anak saya anteng kalau dikasih gadget”

“Anak saya tertarik banget sama gadget, soalnya”

Ya, semakin berkembangnya zaman, memang kehadiran gadget memudahkan hidup kita. Tanpa sadar, terkadang pengasuhan anak juga kita serahkan ke gadget. Ngaku, nih, saya sering membiarkan Langit nonton TV sendiri sementara saya melakukan hal lain atau kasih handphone yang ada games ‘Fruit Ninja’ kalau saya sedang asyik nonton TV. Atau yang sejak hamil atau sambil menyusui, mantengi Twitter, mana suaranyaa..? :D

Nah, anak, kan, produk tiruan. Siapa yang ditiru? Ya, orang terdekatnya, dong. Siapa itu? Ya, orangtuanya. Jika sejak kecil anak melihat kita mesra sama gadget, nggak heran anak-anak juga lebih mesra sama gadget ketimbang sama kita.

Kalau sudah begini, siapa yang salah? Coba bertanya pada diri sendiri, siapa yang menyediakan koneksi internet di rumah? Siapa yang memutuskan berlangganan TV kabel di rumah? Hehehe *speechless*

Dari responden di atas, tempat anak melihat materi pornografi, 32% lihat di rumah sendiri, 16% bioskop, 12% warnet. Sisanya dari telepon selular sopir, rumah teman, dan jengjenggg … VCD punya mama dan bbm grup mama (!!!). Beware parents, menurut hemat saya, jika orangtua menyimpan atau memiliki konten pornografi, JANGAN  simpan atau dibawa ke rumah, deh. Seaman-amannya tempat penyimpanan, kita nggak pernah tahu, kan?

Ibu Elly Risman menunjukkan beberapa situs permainan anak, tapi ternyata mengandung konten pornografi. Entah itu di dalam games, atau tiba-tiba pop up iklan yang muncul. Sangat mengagetkan, lho, melihat isinya. Pastikan kita juga tahu apa games yang dimainkan anak. Jangan cuma lihat cover-nya (banyak sekali games yang jelas-jelas ada tanda 18+ atau M yaitu Mature, tapi dimainkan oleh anak-anak) tapi coba dampingi anak saat memainkannya. Contoh, nih, ya … ada games yang konon lagi hits di kalangan anak SD, judulnya ‘Rape Play’. Kebayang nggak isinya apa?

Lalu, bagaimana menetralkan jika anak-anak sudah kecanduan perangkat digital atau malah (amit-amit) pornografi?

    Rumuskan ulang pola pengasuhan dengan pasangan. Menurut Ibu Elly, banyak sekali pasangan yang menikah, punya anak, tapi lupa merumuskan pola pengasuhan. Ini mengakibatkan tidak konsistennya peraturan dalam sebuah rumah sehingga banyak anak merasa bingung harus mengikuti ayah atau ibu.

    Bedakan pola pengasuhan antara anak perempuan dan laki-laki. Anak laki-laki di atas usia 7 tahun butuh banyak waktu dengan ayah untuk mengenal dunia laki-laki. Sementara anak perempuan tetap butuh peran ayah, karena pelukan atau  penghargaan dari ayah akan membuat dirinya merasa berarti.

    Jika anak sudah telanjur terekspos pada konten pornografi, jangan panik atau marah. Tanyakan anak apa penyebabnya, lalu minta maaf pada anak. Patut disadari, peran orangtua baik langsung atau tidak langsung pasti ada di sana. Jangan gengsi untuk minta maaf sama anak, ya :)

Pada intinya, anak membutuhkan validasi 3P: Penerimaan, Penghargaan, dan Pujian. Sudahkah kita melakukannya?

Menghindari Kekerasan Seksual Pada Anak


Menghindari Kekerasan Seksual Pada Anak

Seberapa sering kita mendengar berita mengenai tindak kekerasan seksual pada anak-anak? Sering? Apa reaksi kita sebagai orangtua? Takut? Khawatir? Cemas? Bingung? Marah? Apapun yang dirasakan, pernahkah kita refleksi sendiri, bagaimana kita memperlakukan anak-anak kita?

Menggantikan baju di muka umum, misalnya. “Ah, anak saya baru 4 tahun, nggak apa-apalah.” Atau memakaikan pakaian renang ala bikini dengan alasan, “Lucu, lagipula masih 2 tahun ini.” Hello, masih ingat berita mengenai perkosaan terhadap bayi usia 8 bulan tahun lalu?

Urusan kekerasan seksual, untuk usia berapa pun, saya rasa kita wajib parno!

Jika dulu biasanya yang menyukai anak-anak secara seksual disebut sebagai pedofili, maka hemat saya sekarang ini, semua bisa melakukannya. Amit-amiiiiit jangan sampe (terjadi)!

Makanya, ketika tema dari salah satu seminar Tetralogy Supermoms adalah Hindari Anak Dari Kekerasan Seksual, saya mengikutinya dengan seksama. Ini masalah serius sekali. Bukan karena anak saya perempuan, tapi bagi semua orangtua masalah ini penting.

Warning: artikel ini akan banyak sekali kalimat tanya, karena memang banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab secara jujur dan terkejut dengan jawabannya :D

Apa saja yang termasuk kekerasan seksual?
Menunjukkan kemaluan, membelai anak atau menyentuh bagian sensitif anak, atau bahkan melakukan perkosaan.

Yang ‘enteng’ seperti mengolok-olok atau bercanda yang menjurus porno atau menyingkap rok teman, misalnya juga termasuk tindak kekerasan seksual.

Siapa yang melakukannya?
Ternyata, di negara manapun, pelaku tindak kekerasan  seksual anak adalah orang yang dikenal. Mereka melakukannya dengan mengancam atau merayu anak.

Kenapa bisa terjadi?
Saya tidak mau membahas dari sisi pelaku. Satu kata saja, sih, untuk mereka: rusak! Ya, rusak mentalnya karena pengaruh pornografi yang semakin merajalela. Seberapa sering kita melihat berita perkosaan atau kekerasan seksual di mana pelakunya kemudian mengakui bahwa mereka baru melihat konten pornografi?

Dari sisi sebagai orangtua, kita sering menghiraukan perasaan anak. Kebanggaan kita kadang hanyalah seputar kalau anak pintar makan, pintar menulis, membaca, juara kelas, rajin belajar, dan hal-hal fisik semacamnya. Bagaimana dengan perasaan mereka? Konsep diri mereka? Sudahkah kita memikirkannya? Sudahkah kita mengajarkannya?

Saya berbagi cerita sedikit, beberapa waktu lalu, ada seorang anak dari kerabat saya yang mengalami tindak kekerasan seksual. Ia baru duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. Setelah menjadi korban, ia tidak bercerita pada ibunya, ia memilih untuk bercerita pada temannya. Temannya ini lalu cerita ke mamanya, dan mamanya lah yang bercerita pada kerabat saya tersebut.

Pahamkah maksud saya? Kita memang harus berperilaku sebagai orangtua, tapi tetap kita harus menjadi orang kepercayaan anak. Di mana anak harus bisa bercerita masalah apapun kepada kita. Terutama jika musibah terjadi pada dirinya.

Sakit sekali hati kerabat saya saat itu. Sudah anaknya menjadi korban tindak kekerasan seksual, ia merasa tidak dipercaya pula karena buah hatinya memilih menceritakan tragedi itu ke temannya, bukan ke ibunya.

Singkat cerita, si pelaku ‘diadili’ oleh pemuka agama sekitar. Ia pun mengaku bahwa sering menyaksikan konten pornografi. Dan salah satu konten tersebut ia dapatkan dari, jengjeng ... HP milik mamanya. Ingat artikel Mendidik Anak Di Era Digital?

O, ya, pelaku masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar, lho!
Yang bisa kita tarik dari cerita ini adalah, komunikasi itu penting! Bukan sekedar, “Kamu udah makan belum?”, “Ada PR nggak, hari in?”, “Ayo, mandi dulu”, “Besok ulangan, sudah belajar belum?”, “Kamu main melulu, belajar dong!”. Apalagi kalau kita melakukannya sambil melakukan hal lain, seperti misalnya pegang smartphone, scrolling timeline Twitter #jleb.

Kenali anak, siapa sahabatnya, di sekolah bergaul dengan siapa, perasaannya hari itu bagaimana. Sisihkan waktu setiap hari untuk menjalin komunikasi. Di mana antara kita dan anak hanya ngobrol, tidak diganggu dengan hal lain.

Ajari anak untuk berpikir kritis. Caranya bagaimana? Dengan memberikan kesempatan anak untuk memilih, bukan menjalankan perintah. Misalnya, “Kamu mau makan apa hari ini?” bukan “Kamu makan pakai telur saja, ya” (itu contoh mudahnya). Contoh lain, “Pacaran itu apa ya, Ma?”, jangan buru-buru menjawab “Eh, anak kecil nggak boleh pacaran.” Tahu, kan, manusia itu semakin dilarang malah jadi penasaran? Sebaiknya, tanyakan pada anak, “Menurut kamu pacaran itu apa?”, dari jawabannya ini, baru kita bisa memberikan jawaban lagi. Kalau saya, sih, dengan jawaban si anak, setidaknya kita bisa cek sejauh mana pembicaraan anak dengan teman-temannya (asumsi bahwa kata pacaran ini dibicarakan oleh anak dengan teman-temannya, ya)

Pertanyaan-pertanyaan pada anak, membuat anak berpikir dan memeriksa dirinya. Mungkin jawaban yang didapat nggak penting, tapi yang penting adalah proses berpikir yang telah terjadi di otak anak.
Ah, ya, ini bukan hanya tugas ibu, lho! Ayah juga wajib!

Seperti telah disinggung dimana-mana, peran ayah dalam pola asuh memberikan kontribusi besar dalam konsep diri anak. Ayah mengajarkan anak lebih berani dan jika ayah bisa mengungkapkan rasa kasih sayangnya, anak akan merasa dirinya berharga. Kenapa? Karena para ayah umumnya dikenal minim campur tangan untuk urusan keseharian anak. Karena hal ini lah,maka yang pantas memberitahukan anak mengenai konsep diri adalah ayah. “Kamu sangat berharga buat ayah”, kebayang nggak Mommies, kalau ayah kita berbicara hal itu pada kita?
Bukan hanya kerjasama antara ayah dan ibu sangat penting, tapi dengan lingkungan sekitar juga.
Pertama, lingkungan yang ikut dalam pengasuhan, misalnya nenek/ kakek, pengasuh/ pembantu, bahkan sopir juga termasuk. Jelaskan pada mereka tujuan atau rumusan pengasuhan yang dimiliki oleh ibu dan ayah. Pastikan mereka memahami dan menghargai tujuan tersebut sehingga mereka mau mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku dalam keluarga. Apa itu rumusan pengasuhan? Baca wawancara saya dengan Ibu Elly Risman, deh!

Kedua, kerjasama dengan tetangga, sekolah atau orangtua teman si anak. Dengan yang terakhir ini kita bisa saling membantu untuk menjaga dan mengawasi anak-anak kita. Ingat cerita saya mengenai pertemanan dengan sesama orangtua murid di sekolah? Saya rasa ini bermanfaat, kok. Kadang kita memang tidak nyaman masuk ke lingkungan baru, tapi percayalah, bagi para working mommies, salah satu sumber terpercaya mengenai kecurigaan terhadap sesuatu di lingkungan sekolah adalah dari para orangtua murid.

Ketiga, kerjasama dengan lingkungan rumah (RT/RW), misalnya mengawasi warnet atau lokasi penyewaan permainan (rental PS, komik atau semacamnya), pastikan bahwa disana tidak ada konten-konten yang merusak anak-anak kita.

Setelah itu, ajari anak untuk membedakan antara orang asing, kenalan, sahabat, teman, kerabat atau muhrim. Pasti menyenangkan, ya, kalau punya anak ramah dengan siapapun yang baru saja ditemuinya, tapi di zaman yang semakin edan ini, parno itu wajib!

Yang terpenting lagi, ajari anak mengenai sentuhan. Ibu Elly Risman membagi jadi 3 sentuhan:
  • Sentuhan boleh atau baik, jika dilakukan di atas bahu atau di bawah lutut. Catatan, sentuhan ini dengan menggunakan tangan. Jadi kalau mencium bagaimana? Menurut saya, hanya bisa dilakukan untuk kerabat saja. O, ya, untuk pasangan yang sering bertukar cium, sebaiknya agak berhati-hati, ya, karena biar bagaimana anak adalah peniru ulung. Kalaupun melakukannya di depan anak, jelaskan pada mereka bahwa ciuman (entah di dahi, pipi atau bibir yang dilakukan) itu hanya boleh dilakukan oleh siapa dan dalam keadaan bagaimana.
  • Sentuhan yang membingungkan, dilakukan di bawah bahu hingga atas lutut. Kenapa membingungkan, bagaimana kalau merangkul? Memeluk? Membingungkan karena harus bisa dibedakan maksud dan tujuan seseorang melakukan sentuhan tersebut. Tapi ajari anak untuk merasa waspada pada sentuhan model ini.
  • Sentuhan jelek atau terlarang, bagian yang tertutup pakaian renang. Kalau sudah melakukan sentuhan di area ini, anak HARUS berani menolak.
Masa, sih, segitu parnonya?

Percaya kan kalau anak punya insting? Anak saya termasuk ramah pada orang lain, tapi jika sekali waktu dia nggak mau bersalaman atau kenalan sama orang baru, maka saya percaya instingnya mengatakan sesuatu, entah apa, tapi ada hal yang membuat ia tidak nyaman. Untuk anak yang sudah lebih besar, ajari ia untuk mempercayai instingnya.

Lalu ajari anak untuk berani berkata tidak pada saat ia merasa dirinya terancam oleh orang lain.
Tentu semua ini hanya bisa terjadi jika komunikasi kita dengan anak terjalin dengan baik. Sekedar mengingatkan, yuk, baca artikel Tekhnik Komunikasi Dengan Anak.

Jika semua sudah dilakukan dan dirasa sudah bisa diterapkan, langkah selanjutnya adalah berdoa. Yap, sekuat-kuatnya manusia, ia butuh bantuan ‘invisible hand’ kadang-kadang :)

Romantisme Semu dan Cinta Palsu

Romantisme Semu dan Cinta Palsu


belum juga jadi suami, tapi minta diperlakukan kayak suami | tanggung jawab nggak mau, tanggal nikah nggak punya

belum juga jadi istri, mau-maunya dipelakukan kayak istri | dilihat, diraba, diterawang, rugi deh..

temen bukan, suami-istri masih jauh, hubungan berdasar janji nggak pasti | besok pas udah diputusin, dikasi gelar "bekas gue", waduh

dosa udah pasti dapet, susah juga iya, sakit ati sering, mau-maunya makan harapan palsu | masa lalu kelam, masa depan suram, kini seram..

cowok sih enak, dia kan subjek pelaku, lha ini cewek, objek penderita euy | mau-maunya, di-PHP

cowok mah nggak ilang apa-apa, makanya gampang move-on | lha cewek? udah ngasi segala, sayangnya ngasinya ke pelaku maksiat, begitu deh..

Baca selengkapnya »

5 Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam

5 Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam



  1. Memukul wajah Rasulullah S.A.W melarang memukul muka berdasarkan sabda Baginda yang bermaksud, “Jika salah seorang dari kamu memukul, maka hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.” 
  2. Menampakkan kemarahan yang sangat Ini juga dilarang kerana bertentangan dengan amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Bukanlah orang yang kuat itu diukur dengan kuatnya dia berlawan, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah."
  3. Memukul di dalam keadaan sangat marah Dari Abu Mas’ud al-Badri, dia berkata, “(Suatu hari) aku memukul budakku (yang masih kecil) dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran) dari belakangku, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Akan tetapi, aku tidak mengenali suara tersebut kerena kemarahan (yang sangat). Ketika pemilik suara itu mendekat dariku, maka ternyata dia adalah Rasulullah S.A.W dan Baginda berkata, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Maka aku pun melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyeksa) kamu daripada apa yang kami seksakan terhadap budak ini,’ maka aku pun berkata, ‘Aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari) ini."
  4. Bersikap terlalu keras dan kasar Sikap ini jelas bertentangan dengan sifat lemah lembut yang diajar oleh Islam sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang terhalang dari sifat lemah lembut, maka dia akan terhalang dari mendapat kebaikan.”
  5. Memukul dengan benda keras sehingga berbekas Ini juga dilarang oleh Rasulullah S.A.W. Sebaik-baiknya gunakan rotan yang tidak boleh mendatangkan kecederaan dan berbekas pada kulit. Menghukum dengan rotan dibolehkan dengan tujuan untuk memberikan peringatan kepada anak.

(HEBOH) Pengakuan salah satu produsen Susu Formula


(HEBOH) Pengakuan salah satu produsen Susu Formula



Air Susu Ibu (ASI) vs Susu Formula (Sufor)

Jadi inget, dulu pernah bikin riset tentang susu formula merek X, buatan Eropa di pertengahan tahun 2008. Interviewnya sama dokter-dokter anak di Indonesia, pas banget ketika saya sedang hamil.

Ketika saya ikut serta dalam riset ini, saya belum kebayang sama sekali bakal kasih ASI sampai 22bulan, dan kasih homemade food ke Alika; anak saya, dan gak memberikan susu formula sama sekali. Boro-boro kebayang pumping ASI dan bawa-bawa pompa dan segambreng peralatan perang ASI lainnya, wong dulu tuh mikirnya pasti soal “merek susu apa ya yg bagus?” atau nanya ke orang-orang: “Merek susu apa ya yang bagus?”.

Sampai suatu hari Saya dapat kesempatan untuk bantu di project riset tentang susu formula merek ini. Fyi: ini adalah salah satu merek susu buatan Eropa yang terkenal di Indonesia.

Dan sebelum fieldwork dimulai, saya seperti biasa melakukan brainstorming meeting bersama orang brand (Orang Swiss) dan orang R&D yg menjadi salah satu peracik formula susunya (Dokter asal New Zealand).

Baca selengkapnya »

Agama (Islam) itu Akhlak yang Baik

Agama (Islam) itu Akhlak yang Baik


Rasulullah bersabda, "agama (Islam) itu akhlak yang baik" (HR Ahmad)

dan akhlak paling mudah diketahui lewat lisan
bila lisan sudah lacur dan kotor, begitu pula akhlaknya
dan tiada sesuatu yang bisa diambil dari orang yang buruk akhlaknya

perhatikan, komentar-komentar yang keluar dari lisan atau tulisan anda, pastikan yang baik-baik karena agama ini adalah akhlak yang baik

tahan diri untuk berkomentar buruk bila melihat komentar buruk, jangan terjebak menjadi orang yang buruk akhlaknya hanya karena melihat contoh buruk

bila melihat komentar buruk di manapun, termasuk di sosial media, cukuplah dalam hati kita berujar, "oh, begitulah isi kepalanya, itulah kadar agamanya" 

Hukum Isbal (Memanjangkan Celana / Kain Sampai Menutup Mata Kaki)

Hukum Isbal (Memanjangkan Celana / Kain Sampai Menutup Mata Kaki)


SOAL : Ustadz yang terhormat, bagaimana hikum memakai celana atau kain menutup mata kaki pada waktu shalat ? Karena saya melihat beberapa orang menggulung celananya pada waktu akan shalat, dan menurunkannya setelah shalat ? 

Bahkan beberapa orang memakai celana setengah betis yang menurut kami kurang sopan. Mohon penjelasannya ?

JAWAB : Masalah meninggikan ujung celana, maka pada dasarnya hukum memakai pakaian adalah boleh selama tidak ada niat berlebih-lebihan atau bersikap sombong. Hal ini berdasarkan hadis Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhumâ dari Nabi SAW, beliau bersabda,

“Makanlah, minumlah, bersedekahlah dan berpakaianlah kalian tanpa berlebihan dan sikap sombong.” (HR. Ahmad, Nasa`i dan Ibnu Majah. Hadis ini dishahihkan oleh Hakim).

Berdasarkan makna inilah hadis-hadis larangan isbâl (memanjangkan celana melebihi mata kaki) ditafsirkan, seperti sabda Rasulullah saw.,

“Ujung pakaian yang berada di bawah kedua mata kaki tempatnya adalah neraka.” (HR. Bukhari).

Nabi SAW juga bersabda,
“Tiga orang yang pada hari Kiamat tidak akan diajak bicara, tidak dipandang dan tidak disucikan oleh Allah serta mendapatkan siksa yang pedih”. Rasulullah SAW mengucapkan hal itu tiga kali. Lalu Abu Dzar berkata, “Sengsara dan merugilah mereka, siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Orang yang memanjangkan pakaiannya hingga di bawah mata kaki, orang yang menyebarkan adu domba dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu”. (HR Muslim).

Hadis ini diartikan sebagai ancaman terhadap orang yang melakukannya karena sombong sebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis yang lain, seperti hadis Abdullah bin Umar r.a. yang diriwayatkan dalam ash-Shahihain bahwa Nabi SAW bersabda,
“Pada hari Kiamat, Allah tidak memandang orang yang menyeret pakaiannya (yang panjang) dengan sombong.”
Oleh karena itu, lafal larangan memanjangkan ujung pakaian yang bersifat mutlak dalam hadis-hadis tersebut, harus dibatasi dengan sikap sombong sebagaimana dinyatakan oleh Imam Nawawi. Imam Syafi’i telah menjelaskan secara tegas tentang perbedaan antara orang yang melebihkan pakaiannya karena sombong dan yang tidak sombong.

Di dalam kitab ash-Shahîh, Imam Bukhari membuat sebuah bab dengan judul: Bab Orang yang Menyeret Sarungnya tanpa Sikap Sombong. Dalam bab itu beliau menyebutkan hadis Ibnu Umar r.a. bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. berkata,

“Wahai Rasulullah, salah satu sisi kain sarung saya melorot kecuali jika saya selalu memeganginya. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Kamu bukan termasuk orang yang melakukannya karena sombong.”
Begitu pula hadis Abi Bakrah r.a., ia berkata,
“Terjadi gerhana matahari ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW. Lalu beliau berjalan dengan terburu-buru ke masjid sambil menyeret kain sarungnya. Orang-orang pun segera bangkit. Beliau kemudian melakukan salat dua rakaat hingga gerhana tersebut hilang. Lalu beliau menghadap kepada kami dan berkata,
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah. Jika kalian melihatnya maka lakukanlah shalat dan berdoalah kepada Allah hingga Allah menyingkapnya kembali.”
Kedua hadis ini secara tegas dan jelas bahwa memanjangkan ujung pakaian hingga di bawah mata kaki (isbâl) yang diharamkan adalah yang dilakukan dengan maksud sombong. Jika tidak maka tidak haram karena keberadaan sebuah hukum mengikuti keberadaan ILLAT hukum itu. Dan larangan ini pun bersifat umum bukan hanya pada saat akan shalat saja.

Syariat juga telah memberikan ruang bagi tradisi dan kebiasaan sebuah masyarakat dalam menentukan bentuk pakaian dan penampilan. Rasulullah SAW melarang seseorang memakai pakaian yang menarik perhatian orang yang berbeda dengan pakaian masyarakat pada umumnya. Beliau bersabda,
“Barang siapa yang memakai pakaian yang menarik perhatian orang-orang (karena berbeda dengan warna/model pakaian mereka) maka Allah akan memakaikan pakaian kehinaan padanya pada hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud dan Ibu Majah dari hadis abdullah bin Umar r.a. serta dihasankan oleh al-Hafizh al-Mundziri).
Para sahabat sendiri ketika memasuki kota Persia mereka melakukan salat dengan memakai celana orang-orang Persia. Para ulama juga menyebutkan jika terdapat kesepakatan masyarakat untuk memanjangkan sebagian jenis pakaian yang biasa dipakai, sehingga setiap masyakarat memiliki ciri khas tersendiri yang diketahui oleh mereka, maka hal itu tidak diharamkan, tapi yang diharamkan adalah yang digunakan dengan niat menyombongkan diri.

Seorang muslim yang mencintai Sunnah hendaknya mengetahui masalah ini, juga memahami zamannya dan dapat menerapkan Sunnah-sunnah Nabi SAW secara baik dalam masyarakat. Sehingga, ia dapat membuat mereka tertarik dan senang dengan Sunnah-sunnah tersebut dan tidak menimbulkan fitnah yang membuat mereka menjauh mereka dari agama ini.

Hendaknya seorang muslim juga dapat membedakan antara Sunnah yang berasal dari tabiat manusia, Sunnah yang berasal dari tata cara sesuai kebiasaan atau tradisi masyarakat dan jenis Sunnah-sunnah yang lain. Ia juga harus memperhatikan skala prioritas dalam penerapan Sunnah-sunnah tersebut, sehingga tidak mendahulukan yang bersifat anjuran dari yang bersifat wajib, atau lebih memperhatikan penampilan luar dengan mengabaikan sisi batin serta interaksi dengan baik di masyarakat.

Seorang muslim juga hendaknya dapat memilih sunnah yang dapat dipahami masyarakat sehingga tidak menjadi bumerang yang mengakibatkan terjadinya pelecehan dan penolakan terhadap Sunnah itu sendiri. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ali karamallahu wajhah,

“Bicaralah kepada orang-orang sesuai dengan pemahaman mereka dan tinggalkan hal-hal yang mereka benci. Apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR. Bukhari dan lainnya).
Abdullah bin Mas’ud r.a. juga pernah berkata,
“Tidaklah kamu berbicara kepada satu kaum tentang persoalan yang tidak mereka pahami kecuali persoalan itu dapat menjadi bencana bagi sebagian mereka.” (HR. Muslim).
Wallahu subhânahu wa ta’âlâ a’lam

[Mufti Agung Al Azhar Prof. Dr. Ali Jum’ah Muhammad]

Undang-Undang Pernikahan pada Khilafah Utsmani

Undang-Undang Pernikahan pada Khilafah Utsmani

  1. Usia pernikahan mulai 18-25, bila sampai usia dua puluh lima tahun belum menikah maka akan dipaksa menikah.
  2. Apabila seorg lelaki trhalang menikah krn sakit, maka dilihat pnyakitnya. Bila msh bisa diobati, mk akan diobati dan dinikahkan. Jika penyakitnya tdk bs diobati mk ia tdk dinikahkan.
  3. Jika seorg laki2 trpksa harus tinggal di luar kota utk wkt yg lama krn pkerjaan atau urusan syar'i lainnya. Ttp ia blm mampu mngajak istrinya, mk ia harus mlaporkan k pmerintah setempat pnjelasan prkara yg membuat ia tdk bisa mmbawa istrinya. Jika ia mampu utk mnikah lagi, maka ia diharuskan mnikah lagi, dan mmiliki 2 istri di dua kota. Jika urusannya sdh selesai, maka ia mesti mngumpulkan kedua istrinya di kota/daerah yg sama.
  4. Apabila ada lelaki smp 25 thn blm menikah tnp udzur syar'i, mk kelebihan hartanya akan diambil scara paksa. Baik itu berasal dr upah atau laba usaha. Kmudian disimpan di "Bank Ziro'ah" utk didistribusikan kpd para pemuda yg sdh siap nikah tetapi faqir.
  5. Apabila lelaki yg sdh mnikah safar ke luar kota, ia tdk mmbawa istrinya dan tdk menikah lagi, seperti trtuang pd pasal 3. Maka diambil 15% dr keinginannya, utk didistribusikan kpd yg di pasal 4. Tp setelah 2 tahun ia harus mngajak istrinya.
  6. Lelaki yg blm menikah pd umur 25 tahun, ia diperlakukan seperti pasal 4. Dan seterusnya prlakuan khusus seperti tdk boleh menerima tugas dlm masalah pemerintahan, dsb.
  7. Lelaki yg sdh mnikah smp usia 50 tahun dan masih memiliki 1 istri. Padahal secara materi ia mampu menikah lagi, maka ia harus mnikah lagi. Jika ia beralasan dgn alasan yg tdk msk akal, maka ia harus membantu anak2 yg faqir dan yatim utk khidupan dan pendidikan mrk sampai mereka berpenghasilan.
  8. setiap lelaki yg menikah pd usia sblm 25 tahun atau sbelum usia wamil. Maka tugas militernya selama 2 tahun. Adapun yg belum menikah pd usia wamil, maka tugas militernya 3 tahun.

~00~

Postingan Lebih Baru Postingan Lama

Diberdayakan oleh Blogger.